Jakarta - Implementasi transisi energi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) mampu mendorong perekonomian di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (4/4/2022), saat menghadiri forum The 8th Berlin Energy Transitions Dialogue (BETD) di Jerman pada 31/3/2022.
"Kita tahu Indonesia diberkahi banyak sumber energi baik minyak maupun batu bara, kita suplai sumber energi kita ke negara mitra. Tapi kita sadar, kita butuh energi bersih di masa mendatang untuk kehidupan yang lebih baik. Makanya, EBT menjadi sangat penting bagi negara kami. Aktivitas dari program yang kita jalankan akan menciptakan aktivitas perekonomian di Indonesia, " kata Arifin.
Dalam forum itu, Menteri Arifin memaparkan beberapa aksi nyata yang dilakukan Indonesia untuk mewujudkan target netralitas karbon pada 2060, di antaranya optimalisasi penggunaan energi surya, pemakaian kendaraan listrik, program konversi motor BBM ke listrik hingga memberhentikan pengoperasian pembangkit batu bara secara bertahap.
"Salah satu strategi yang diterapkan Indonesia adalah target capaian bauran energi sebesar 25 persen pada 2025. Sekarang sudah mencapai 11, 7 persen persen, " katanya.
Indonesia kini memiliki kapasitas pembangkit listrik sebesar 72 gigawatt di mana sebanyak 38 gigawatt berbasis batu bara. Untuk itu, pemerintah terus menunjukkan keseriusannya melakukan pengurangan sebesar 5, 5 gigawatt dalam kurun waktu lima tahun dari penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara dan disubstitusikan dengan energi terbarukan.
Pemanfaatan batu bara menjadi tantangan terbesar dalam proses transisi energi di Indonesia. Keterlibatan Indonesia dalam COP-26 atau Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di 2021 dan pemilihan isu utama dalam presidensi G20 menjadi bukti komitmen kuat pemerintah dalam mengeksekusi tantangan tersebut.
Indonesia sebagai salah satu negara eksportir batu bara terbesar di dunia telah menandatangani Clean Power Transitions Statement untuk berkomitmen dalam pengurangan batu bara atau phase down unabated coal.
"Penting adanya common goals dari setiap negara dalam proses memensiunkan batu bara, tentu terdapat beberapa tantangan terutama dari sisi pekerja dalam sektor tersebut yang cukup besar , sehingga perlu dipersiapkan program bagaimana para pekerja dapat survivesetelah sektor energi tersebut berkurang. Bagaimanapun, transisi energi juga perlu ditinjau dari aspek sosial, " kata Arifin.
Forum BETD merupakan konferensi tahunan yang prestisius dengan mempertemukan pejabat tingkat tinggi dari berbagai negara, akademisi, pelaku industri, investor, dan organisasi internasional di sektor energi. Konferensi internasional transisi energi global itu diselenggarakan oleh Federal Foreign Officedan Federal Ministry for Economic Affairs and Climate Change sejak 2015.
Dialog itu didasari oleh dorongan global untuk transisi emisi karbon netral yang merupakan inti dari mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai perubahan haluan menuju netralitas karbon, negara-negara perlu mengambil tindakan yang jauh lebih ambisius dari sebelumnya, salah satu upaya tindakan utama ialah transisi sektor energi dari bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan, sekaligus mengurangi konsumsi energi secara drastis.
Signifikansi G20 untuk transisi energi global menuju energi yang bersih, terjangkau, dan berkelanjutan jelas secara bersama-sama, negara-negara G20 menyumbang 80 persen dari konsumsi energi primer global. Dengan potensi keuangan dan ekonomi yang terakumulasi, negara-negara itu memiliki kapasitas untuk membentuk sistem energi global.
Beberapa topik yang dibahas dalam pertemuan itu adalah reach the climate goal and retiring coal dengan memperdalam beberapa pendekatan baru terhadap infrastruktur dan industri, meningkatkan kerja sama untuk mendorong dekarbonisasi sistem energi global dalam rangka pemenuhan batas 1, 5 derajat, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang substansial dan berkelanjutan melalui inovasi.
Menteri Arifin dipercaya menjadi salah satu pembicara dari sesi bertajuk The Way forward: Turning Words into Action.
Selama agendanya di Berlin, Arifin juga menghadiri Global Solutions Summit 2022 sebagai langkah kolaboratif antara perusahaan global yang terdiri dari lembaga think-tank yang akan membahas mengenai kebijakan terhadap masalah utama dunia yang ditangani oleh G20, G7, dan forum pemerintahan dunia lainnya sebagai inisiatif dalam menyediakan intellectual backbone untuk proses T20 dan G20 demi penyatuan kembali kemakmuran ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan.
Baca juga:
PWRI Agam Peringati HUT ke-59 tahun 2021
|
G20 adalah kelompok yang terdiri 20 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa.
T20 adalah forum kerjasama lembaga-lembaga think tanks dan penelitian dari seluruh negara anggota G20.