JAKARTA - Subholding Upstream Pertamina terus melakukan upaya menjaga keberlangsungan penyediaan energi untuk negeri melalui aktifitas Seismik. Seismik merupakan tahapan awal dari rangkaian proses bisnis di sektor hulu minyak dan gas bumi.
Setelah aktifitas Seismik dilaksanakan, Data Seismik kemudian diolah untuk didapatkan informasi yang detail mengenai data keberadaan potensi minyak dan gas bumi di bawah permukaan bumi sesuai perkembangan teknologi terbaru melalu metode 2D Cubed.
"Kami bersyukur kami sampai pada tahapan kickoff 2D Cubed (Pseudo 3D) Seismic Reprocessing setelah melalui tahapan yang panjang. Kami percaya dengan dilakukannya Data Reprocessing ini akan membawa peluang besar untuk pencarian cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia", Ujar Medi Kurniawan, Direktur Eksplorasi dan Penemuan Baru PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream Pertamina (17/01).
Lebih lanjut, Medi menambahkan bahwa ini merupakan lanjutan dari Komitmen Kerja Pasti PHE Jambi Merang di area terbuka, yang juga terbesar ke 3 se-Asia Pasific dalam pengelolaan 3D Pseudo Seismic Program dengan luasan area mencapai 270.000 KM2, yang tersebar dari South Makassar hingga North Java - Bali - Lombok.
"Melalui upaya ini menunjukan bahwa Pertamina berkomitmen untuk melakukan eksplorasi dengan menggunakan teknologi terbaik untuk Indonesia. Pertamina juga terbuka untuk melakukan partnership dalam menggunakan data 2D Cubed dalam melakukan kegiatan Eksplorasi selanjutnya di Indonesia", kata Agung Prasetyo, VP New Venture PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream Pertamina.
Baca juga:
Gempa M 3,5 Getarkan Bukittinggi Pagi Tadi
|
Pekerjaan ini, lanjut Agung akan dilaksanakan oleh TGS selaku perusahaan pengelola data energi di Industri minyak dan gas bumi dengan teknologi mutakhir siap dan mampu untuk memberikan hasil pengolahan data.
"Indonesia merupakan pemain kunci di industri minyak dan gas bumi global. Dimana produksi minyak dan gas bumi mengalami penurunan beberapa waktu terakhir. Namun demikian, terdapat potensi penemuan yang belum dikelola secara optimal. Melalui pengolahan Data Reprocessing dari potensi ini, diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi industri hulu migas di Indonesia", ujar Agung.
Baca juga:
Alokasi Kompensasi Energi Untuk Siapa?
|
Sementara itu, Shinta Damayanti Kepala Divisi Eksplorasi SKKMigas menyampaikan bahwa kami bangga Pertamina telah menunjukkan keseriusannya dalam melaksanakan Komitmen Kerja Pasti di Area Terbuka. Salah satunya adalah Data Reprocsesing yang dilakukan sekarang, dimana hal ini sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendapatkan data terbaru agar dapat menemukan Giant Discovery di masa mendatang.
Agus Cahyono Adi, Kepala Pusdatin Kementerian ESDM Republik Indonesia menyampaikan bahwa ini merupakan milestone yang bagus dalam rangka untuk menggali potensi migas yang ada di Indonesia.
"Ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pioner dan terobosan Pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada KKKS untuk dapat berinvestasi diluar Wilayah Kerja dan bisa memperluas penggunaan dana diluar wilayah kerja eksisting", ujarnya.
Lebih lanjut, dari asset data yang besar ini kita dapat melakukan explore lebih terhadap data digital yang membutuhkan teknologi untuk bisa kita olah lebih lanjut. Kini tersedia Permen ESDM No 7 tahun 2019 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Minyak dan Gas Bumi, yang memungkinkan semua pihak untuk dapat mengakses data dari mana saja untuk mengetahui sumber daya yang ada di Indonesia.
"Diharapkan dengan teknologi baru pemrosesan data 2D Cubed Seismik di area South Makassar - Jawa - Bali - Lombok ini dapat menarik investor dan bisa menemukan cadangan migas yang besar. Terima kasih kepada PHE dan SKKMigas semoga project ini berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu sehingga dapat mengangkat potensi yang ada", pungkasnya. (permato/ril)